Tag: Pendidikan

Bantu Renovasi Kelas TPQ & RA

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya.” (HR.Muslim)
 
Dari hadist diatas berarti apabila seseorang mati maka segala apapun akan terputus, kecuali tiga amalan yaitu: yang pertama Sedekah Ilmu Jariyah, sedekah yang sudah kita keluarkan contohnya untuk pembangunan Masjid Rumah Tahfidz dll, Kedua Ilmu yang Bermanfaat, Ilmu yang telah kita amalkan dan kita ajarkan kepada orang lain dan masih digunakan oleh orang tersebut sampai seseorang meninggal, Ketiga Do’a anak sholeh, yaitu do’a yang dibacakan oleh anak anak soleh kepada kita.
 
Alhamdulillah Yasiindo diberi amanah Rumah untuk tempat Pendidikan TPQ dan RA di Perum Pesona Griya. Rumah tersebut persis disamping Gedung pendidikan sebelumnya(sewa tahunan), keadaan Rumah tersebut membutuhkan Renovasi untuk pembuatan ruangan Kelasnya.
 
Untuk itu kami mengajak Sahabat untuk ambil bagian berbagi keberkahan Melalui Program #Bantu Renovasi tempat Pendidikan TPQ & RA, Mohon doa restu dan dukungan selanjutnya agar proses Renovasi ini bisa selesai sesuai harapan, agar adik adik Santri yatim dhuafa segera bisa belajar disana.
 
Semoga Allah berkenan meridhoi niat baik kita dan memberikan kelancaran dan kemudahan Rezeki kita semua untuk turut serta dalam program #Bantu Renovasi tempat Pendidikan TPQ & RA untuk Yatim Dhu’afa.
 
Kirim donasi anda, silahkan klik link disini.
 
Mendidik Anak

Bagaimana Mendidik Anak Dalam Ajaran Islam?

Kami harus mengingatkan Anda bahwa, umumnya, akhlaq yang jelek itu sesuai dengan syahwat dan hawa nafsu seseorang, sehingga seorang anak akan melakukannya tanpa perlu disuruh atau susah-susah.

Sebaliknya, akhlaq yang baik itu membutuhkan latihan bagi jiwa serta pengendalian dari syahwat, yang merusak dan merugikan jiwa. Akhlaq yang baik berarti mengikuti jalan yang bertentangan dengan hawa nafsu, sehingga merupakan suatu proses yang membutuhkan usaha dan perjuangan.

Pendidikan yang baik adalah dengan menanamkan akhlaq yang baik secara kuat dan kokoh ke dalam jiwa anak, sehingga ia mampu menolak syahwat yang jelek, dan menjadikan jiwanya tidak akan merasa nyaman kecuali dengan hal-hal yang baik, dan jiwanya akan membenci apa pun yang bertentangan dengan akhlaq yang baik.

Sehingga anak akan menerima akhlaq yang baik, dan mencintai akhlak tersebut. Cinta tidak dapat ditanamkan dengan cara kekerasan; melainkan membutuhkan hal-hal berikut:

1. Kelembutan Pada Anak

Ada beberapa hadits Nabi yang menjelaskan kita agar menggunakan kelembutan pada saat berinteraksi kepada orang lain, sebagai berikut:

“Dari ‘Aisyah, istri Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, mudah-mudahan Allah meridhai beliau, berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala hal” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, 6024).

“Diriwayatkan oleh Jarir bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang terhalangi dari kelembutan, maka dia akan terhalangi dari kebaikan.”

Dari ‘Aisyah, istri Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, mudah-mudahan  Allah meridhai beliau, ‘Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Sesungguhnya kelembutan, tidaklah berada pada sesuatu kecuali pasti menghiasinya, dan tidaklah kelembutan diambil dari sesuatu, pasti merusaknya.’”

“Dari ‘Aisyah mudah-mudahan Allah meridhai beliau bahwa dia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Jika Allah ‘azza wa jalla menginginkan kebaikan bagi anggota rumah tangga, Dia akan memasukkan kelembutan kepada mereka.

Tabiat anak-anak yaitu mereka mencintai orang tua yang lemah lembut kepada mereka, membantu mereka, atau yang perhatian kepada mereka, tidak tanpa teriak dan amarah, dan juga dengan penuh hikmah dan kesabaran.

Anak usia dini membutuhkan hiburan dan permainan, begitu juga usia dini adalah usia yang pas agar menumbuhkan prilaku-prilaku dan pendidikan yang baik. Oleh sebab itu, orang tua harus sanggup menyeimbangkan keduanya.

Jika anak-anak mencintai orang tua yang penuh dengan kelembutan, maka cintanya ini akan terus memotivasi mereka dengan baik untuk menaati orang tuanya.

Sedangkan, enggak adanya kelembutan pada orang tua, begitu juga  adanya kekerasan, maka akan menyebabkan anak menjauh, dan pada akhirnya akan menyebabkan keras kepala dan tidak patuh, bisa juga  menyebabkan ketakutan yang akan menumbuhkan sifat dusta dan tipu daya pada diri anak kepada orang tua.

2. Kelembutan bukan berarti menghilangkan hukuman saat ingin diperlukan.

Akan tetapi, perlu diingat bahwasannya hukuman, ketika membesarkan anak-anak, harus dipergunakan secara bijak. Enggak baik jika anak terus dihukum pada setiap pelanggaran yang dia lakukan. Hukuman diberikan pada saat kelembutan tidak lagi berpengaruh, dan ketika nasehat, perintah dan larangan telah diabaikan.

Kemudian, hukuman juga harus memberikan manfaat. Contohnya, kalian mempunyai masalah terhadap kebiasaan anak-anak. Dan kalian menyianyiakan waktu yang lama di depan TV saja,

Untuk itu kalian bisa  membatasi program yang mereka tonton, yaitu yang bermanfaat dan tidak membahayakan secara umum, dan bebas dari perkara mungkar.

Kalo mereka melewati batas waktu tonton yang telah diatur, kalian bisa menghukum mereka dengan melarang mereka untuk tidak menonton televisi selama satu hari penuh. Jika mereka tidak nurut, maka kalian bisa melarang mereka untuk menonton televisi dalam jangka waktu yang sangat lama, supaya bisa sesuai dengan tujuan kebaikan yang ingin digapai atau manfaat pada pendidikan adab dan budi pekerti.

3. Memberikan contoh yang baik pada anak.

Orang tua wajib mempunyai akhlaq yang baik terlebih dahulu, kalo ingin mengajari anaknya berakhlaq baik. Contohnya, tidak baik jika seorang ayah melarang anaknya merokok padahal dirinya sendiri merokok.

Ada seorang ulama memberi tau kepada guru anak-anaknya, “Hal pertama yang wajib kalian lakukan untuk mendidik kebaikan anak-anak yaitu membuat diri kalian sendiri menjadi baik. Karena kesalahan mereka adalah bentuk nyata  dari prilaku kalian. Cuman perbuatan baik aja yang harus kalian lakukan dan jauhilah perbuatan yang jelek di depan mereka”

4. Memberikan lingkungan yang baik.

Lingkungan yang baik yaitu lingkungan di mana perbuatan baik dipuji, sedangkan perbuatan buruk dicela. Untuk itu, lingkungan yang seperti ini sangat sulit kita dapatkan. Namun, dengan usaha keras dan sungguh-sungguh secara fisik, psikologis dan finansial, insyaAllah kita mampu untuk membuatnya.

Misalnya, jika terdapat sebuah keluarga muslim yang tinggal di lingkungan di mana tidak ada keluarga muslim lainnya, keluarga ini harus berusaha keras untuk pindah ke lingkungan atau kota di mana begitu banyak muslim, maupun lingkungan yang di mana ada masjid atau pusat kegiatan Islam yang aktif dalam menjalankan program-program untuk anak-anak muslim.

Contoh lain, jika seorang anak tertarik dalam olahraga tertentu atau aktivitas lainnya, orang tua bisa mencarikan klub olahraga atau organisasi serupa yang cocok, yang dikelola oleh muslim yang berkomitmen pada syariat Islam, yang diikuti oleh keluarga-keluarga muslim yang bersemangat untuk memberikan anak-anak mereka pendidikan yang baik dalam seluruh perkara.

Interaksi satu sama lain sangat memberikan pengaruh yang amat besar, contohnya yang kalian lakukan. Untuk itu, cobalah untuk mengurangi efek negatif yang kalian pandang untuk membuahkan hasil dari interaksi tersebut, dengan mengatur interaksi yang positif dengan keluarga muslim.

Apabila orang tua sanggup mengeluarkan uang untuk pakaian bagus, makanan lezat, dan rumah yang nyaman, maka mereka juga harus mau mengeluarkan uangnya dalam usaha agar memperoleh akhlaq yang baik, untuk mengharap pahala dari Allah Ta’alaa dengan cara tersebut.

Wajib bagi kalian agar senantiasa melantunkan doa tiap hari, khususnya pada waktu-waktu mustajab, contohnya pada saat sepertiga malam terakhir, di waktu  sujud, dan di hari Jum’at.

Banyak-banyaklah memohon kepada-Nya supaya  menjadikan anak-anak kalian menjadi anak-anak yang shalih dan bisa membimbing mereka ke jalan yang lurus. Berdoa untuk kebaikan anak yaitu salah satu ciri hamba Allah yang shalih.

Kalo kita mempelajari karakteristik dari surah Al-furqon 25:74, kita akan mengetahui bahwa di antara petunjuk yang kuat hendaknya baik dan tingginya martabat mereka yaitu tidak pernah bahagia sampai mereka melihat istri dan keturunan mereka menaati Tuhan mereka, berilmu dan mengamalkan ilmunya.

Kemudian doa untuk keshalihan istri dan anak-anak juga merupakan doa untuk diri mereka sendiri, untuk itu manfaatnya akan kembali kepada mereka sendiri. Oleh sebab itu, mereka menganggap hal tersebut sebagai bentuk karunia Allah kepada mereka.

Mereka berkata “Anugerahkan kepada kami”, bahkan sebenarnya doa mereka tidak hanya membawa manfaat untuk mereka, juga untuk semua umat Islam, karena keshalihan satu orang bisa menyebabkan shalihnya orang-orang di sekelilingnya, dan selalu memberikan manfaat bagi mereka” (Taisiirul kariimil mannaan fi tafsiri kalaamir rahmaan).

Perlu bantuan kami, Chatt kami sekarang

Kami siap membantu Anda, jangan ragu hubungi kami

Customer Support

Aa Aman

Online

Customer Service

Yasiindo

Online

Aa Aman

Hi, What can i do for you? 00.00

Yasiindo

Assalamu'alaikum, Ada yang bisa kami bantu? 00.00